Hari Pendidikan Nasional : Potret Pendidikan Indonesia
2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan nasional di Indonesia setiap tahunnya. Masih banyak hal yang masih jauh dari pasal-pasal UUD 1945 , dalam pelaksanaan pendidikan Indonesia. Pendidikan masih sebuah barang mahal bagi sebagian warga negara. Mulai dari biaya masuk, biaya buku, biaya ,biaya dan biaya. Semuanya terkesan memberatkan, di mata orang yang kurang mampu.
Tidak semua orang bisa mengecap indahnya dunia sekolah. Tanya saja ada anak jalanan, yang harus mempertahankan hidupnya di jalan demi kelanjutan hidup.
Saya sebagai generasi bangsa Indonesia juga sebagai pelajar, ingin sedikit berpendapat mengenai pemuda masa kini.
Pemuda sekarang banyak mengalami kemunduran, Mulai dari krisis identitas, daya kritis kurang, daya kreatif kurang, sering ikut ikutan, kurang mandiri dan sebagainya, hal itu menurut saya dikarenakan sistem Pendidikan sekarang yang kurang baik dan kurang tepat sasaran. Pengajaran biasanya hanya terjadi satu arah saja , antara guru ke murid, daya Partisipasi murid biasanya kurang, mereka mengalami kebosanan dan kejenuhan dalam belajar, bagaimana tidak, jika dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan SMA ,bahkan sampai dengan Perguruan tinggi , hal yang dipelajari mencakup hal yg sama, misalnya : dari SD Sampai SMA pasti ada Matematika, bahasa inggris, IPA, IPS , dan lain lain. Pelajaran pelajaran tersebut diberikan dalam bentuk teori teori barat dalam bentuk tulisan, bacaan, maupun penjelasan dari Guru tanpa diimbangi dengan praktek yang nyata, hal tersebut membuat kebosanan menghinggapi Pelajar,khususnya saya . Penjelasan penjelasan tarsebut hanya didengar dari telinga kanan dan kemudian keluar lagi dari telinga kiri (lupa). Evaluasi belajar pun hanya mengandalkan nilai nilai teori, hal itu memungkinkan pelajar hanya menghafal saja & pemahaman mereka kurang, sedangkan menurut teori yang ada, menghafal hanya dapat menyimpan memori ke dalam otak hanya sementara saja, artinya setelah evaluasi berakhir setelah beberapa hari/minggu, mereka akhirnya lupa akan pelajaran yang telah diberikan oleh gurunya selama berbulan bulan, artinya pengajaran selama ini Sia sia. Hal ini tidak berlaku pada sebagian kecil pelajar yang memiliki kesadaran & tingkat pemahaman tinggi.
Selain hal hal tersebut, sistem pendidikan indonesia hanya ber acuan pada nilai saja, hasil bertahun tahun belajar hanya ditentukan dengan satu kali ujian akhir yang akan menentukan lulus tidaknya pelajar. Hal itu juga memicu adanya pemalasan pada diri pelajar ,” ah yang penting ujian lulus, ulangan harian ga’ penting” seperti inilah pikiran mereka., bahkan ada yang berpikir pesimis ” wah paling paling Nanti ga’ lulus kaya’ tetangga sebelah & ujiannya tambah susah dari tahun ke tahun, mending gua kerja aja, buat apa sekolah capek capek akhirnya ga lulus juga..” Mereka akhirnya memilih untuk bekerja membantu Orang tua mereka. Selain itu, dengan adanya Ujian Nasional, timbul pemikiran2 negatif yang merusak moral pelajar, Kejujuran mulai dipertanyakan, bahkan mereka terang terangan menyusun rencana untuk bekerja sama dalam mengerjakan Soal soal, ada yang mencontek, idealnya kan kerja sendiri sendiri, Nah inilah salah satu ketidak jujuran yang mengakar pada pikiran mereka, dampaknya sampai mereka jadi pemimpin ,banyak yang tidak jujur. Bahkan ada yang lebih parah, mereka rela mencuri soal & membeli kunci jawaban demi Status “LULUS..” Hal hal itulah penyebab kemunduran Pemuda generasi Bangsa.
Pendidikan kita yang selama ini berorientasi pada nilai menurut saya itu salah, pelajar dididik agar belajar demi satu ijazah. Seharusnya, pendidikan indonesia ini harus disesuaikan dengan tujuannya, kalau tujuannya jelas maka belajar nya pun jelas. Sistem penjurusan pun harus dilakukan sejak dini ( SD / SMP) dengan demikian maka lulusan SMP pun sudah bisa mandiri. Hal yang paling utama adalah, orientasi nya jangan hanya terpaku pada nilai/ angka angka, yang penting itu pemahaman nya. Selain itu juga , teori yang selama ini menjadi makanan pokok, seharusnya di Imbangi dengan praktek yang lebih banyak, minimal sama frekuensi nya dengan teori atau lebih banyak praktek nya. Jika di lihat dari sejarah, orang orang pintar dunia itu kebanyakan banyak praktek nya dari pada teori contohnya: albert einstein saja tidak lulus sekolahnya. Dia belajar sendiri dengan uji coba dan praktek.
Ujian nasional juga harus di hilangkan, mungkin lebih baik jika siswa bisa dinyatakan lulus jika bisa melakukan penemuan2 baru / bisa mempraktekkan yang telah di pelajarinya. Selain itu juga diperlukan pendidikan moral & religius yang banyak bagi pelajar, misalnya: bagi yang muslim, wajib bisa membaca alquran, & sholat 5 waktu harus full, mungkin ada test khusus saat kelulusan ( tes baca Alquran,dll )
Ngobrol Yuk
Twitter Feeds
Sahabat Blogger
Agito-chan
Aiishi
Avie
Akane
Alfi
Alanna
Aluna
Amdee
Anin-maru
Anisa
Awgku
..::B::..
Bagas-IS-
Boot
..::C::..
cal
cesie
cia
Chita
..::D::..
Deta
Dee
Devy
Dhila
Dita
di2te
Dyan
..::E::..
..::F::..
fully saiia
Farrah
Fauzy
Flo
..::G::..
Gita
..::H::..
Hendy
..::I::..
Ifoel
Ilma
Imaniar
..::J::..
Janice
Jeanne
..::K::..
K2h
..::L::..
Lisa
Lucky Maya
Lynn
..::M::..
Maika
Maria
Maya
Melisa
Mr. Prauw
MyBand
..::N::..
Natan
Ninda
Nindy
Novy
..::O::..
..::P::..
Phewe
Pink
Pekik
Priska
..::Q::..
..::R::..
ratna
resita
Reena
Rizky Dahlan
Ryanpp
..::S::..
Sarah
Sarahsita
Sandy
Saru
Sino
..::T::..
Tiche
..::U::..
..::V::..
Vinny
..::W::..
Wahyu
Wahyu30
..::X::..
..::Y::..
Yoyok
Yuel
..::Z::..
0 komentar:
Posting Komentar