Impian Mau Lihat Kambing Jantan, Malah ketemu Donor Darah

Hari Kamis bisa dibilang hari yang paling gue tunggu-tunggu dan yang pastinya para penggemar si Kambing jantan the Movie. Gue kemudian bilang ke mama kalau gue kepengen liat itu film, "Mah, aku ingin lihat film Kambing Jantan?". "Film apaan itu? kok namanya aneh banget?", tanya mama gue. "Itu mah filmnya raditya dika?", kliatanya mama gue udah bingung sekali siapa itu Raditya. "Kan, disini nggak ada bioskop?", tanyanya lagi. "Makanya itu mah, aku mau ke jakarta untuk bisa lihat itu film Di TO", timpal gue balik. "Tapi kan jauh, ntar kamu kesananya pake apa? terus sekolah kamu gimana? pokoknya kalau kamu nekat kesana ATM kamu mama blokir dan jangan harap dapat uang jajan selama sebulan!!!", ucapnya keras yang kelihatannya udah marah besar. Ketika gue lihat dompet gue yang ada cuman uang 5ribuan dan uang 500 yang bergambar monyet koleksi gue. "Aduh apes banget seh hidup di sini!!!", berusaha menyesali nasib.

Keesokan harinya di sekolah nggak gue sangka teman-teman gue pada tergila-gila pada si kambing itu. Di kelas pada bahasin Raditya waktu di Bukan empat Mata. Ada yang bilang wajahnya Dika anehlah kalau nggak pake kacamata, ada yang bilang kalau dia kok nggak bawa emberlah, "Pa nggak sekalian bawa sumur aje?", batin gue. Tapi yang paling lucu itu waktu Dika ngomentari batu miliknya si Ponari. Sedang asyik-asyiknya gue ngomongin si Kambing, tiba-tiba ada pengumuman kalau yang mau donor darah sekarang segera ke UKS. "Anjrit, gue lupa kalau sekarang ada donor darah, dan gue udah kedaftar lagi!!!", ucap gue setengah kaget. Waktu gue berjalan menuju UKS ternyata yang donor kok lebih sedikit daripada bulan kemarin. Ketika gue udah sampai disana seperti biasa gue ketemu Rakhmad bisa dibilang itu anak kalau diambil darahnya bisa sampai 10 liter itu orang badanya bukan seperti orang melainkan seperti gentong yang diberi kaki. Daripada gue bahas itu orang yang bakalan nggak ada habisnya, sekarang gue berusaha melihat jarum suntikannya. "Ampun bang, jarumnya gede banget hampir persis sama sedotan Aqua", sekejab wajah gue pucat kaya mayat hidup. "Loe knapa kuk pucat banget!!!", bisik teman gue. "Akh, nggak ada apa-apa cuman felling loe aja kali", gue berusaha nutupi ketakutan gue. Waktu tiba saat gue, dengan ngomel-ngomel kecil kaya dukun beranak baca mantra kini saatnya jari gue diambil darahnya ununtuk di tes. Serentak gue palingkan muka gue dan hebatnya tangan gue yang gemetaran dipegangi dua orang sekaligus. "Waduh emangnya gue Hewan kurban apa yang siap disembelih?", sesal gue. Ketika jari gue ditusuk jarum, oh my good rasanya sakit banget. Langsung aja adrenalin gue turun sampai ke jempol kaki. Kemudian ada guru biologi gue bilang ke gue "Wajah kamu kok pucat banget, kamu mendingan jangan ikut donor dulu?". "Tapi kan aku ingin ikut?", ucap gue berlaga sok jantan. Lalu si orang-orangan dari PMI bilang ke gue "Maaf mas darah anda?", "Waduh knapa darah gue? apa jangan-jangan mengandung rabies gara-gara tadi malam gue habis digigit kucing gue?", Batin gue dengan perasaan seribu ketakutan berkecamuk. "Darah mas itu kekurangan hemoglobin, pasti mas nggak pernah makan sayuran ya? tapi darah mas golongannya B, dan mas belom boleh donor dulu", ucapnya. "Yaeyalah hemoglobin aku kurang, kan tadi apgi aku nggak sarapan.", ucap gue sambil mengelus dada. Kemudian nggak ada angin, dan nggak ada kentut tiba-tiba ada suara gaib " Makanya loe harus banyak makan rumput?". "Gila loe emangnya gue Kambing apa?", ucap gue sinis.

Sampainya gue dirumah gue lalu bilang ke mama gue, "Mah, tadi aku mau donor darah lho?". "Apa kamu donor darah? apa nggak salah tuh? kan lebih baik kamu yang disumbangkan darahnya? badan kurus gitu pake acara donor segala???", ejeknya. "Yach mama, gini-gini aku kan anak mama kan? dan ternyata golongan darah aku B lho?". " Apa Golongan darah kamu B? Kamu itu nurun siapa sih kuk golongan darahnya B?", tanya mama aku kebingungan. "Nah loe, gue ini anaknya siapa dong?", tanya gue yang nggak kalah heran. "Palingan kamu itu nurun papa kamu ? kan dia golongannya juga B", ucapnya. Memang seh , kan wajah gue mirip ma bokap gue.


0 komentar:

Posting Komentar

Visitors

Banner