Just Update it

Sabtu mungkin merupakan hari yang indah bagi yang punya pacar, tapi hal itu semua sangat nggak mungkin terjadi sama gue. Hari ini merupakan bagaikan gue hidup di neraka, udah baru bangun tidur gue udah dalam keadaan tersiksa. Waktu itu gue mimpi kaya tenggelam di akuarium, persis kaya ikan yang bernafas pake paru-paru, tapi akhirnya nafas gue sesak banget. Ketika gue bangun nggak taunya gue tidur nungging dan wajah gue kesumpel bantal and I know if I can not breathe.

Waktu di sekolah, badan rasanya hancur banget gara-gara volly. "Ini guru kena demam pro liga kale pake acara suruh maen volly segala!!!" ketika gue lihat tangan gue udah ditampar bolak-balik sama bola volly. Sesudah olah raga, gue lihat suasana kelas udah kaya pasar PR. Suasananya sangat mistik dan anak-anak pada tegang banget, "Yaeyalah lha ntar bakalan ada acara Satu Jam bersama pembantaian matematika", kata temen gue yang kelihatan udah stess berat. "Mungkin itu syndrom metematika yang menyerang saraf otak", kata gue yang sok tahu. Ketiak gue mau ambil buku matematika untuk ngerjain PR, eh temen gue yang panitia Study Kasus besok minta gue pinjam megaphone. Seumur hidup gue baru denger yang namanya megaphone. "Itu megaphone apa sejenis HP ya?", tanya gue. "Dasar bego, megaphone itu alat yang digunakan orator untuk demo.". Seketika gue mikir, untuk demo??? "Wah, jadi ntar kita demo di depan sekolah untuk menggugat pelajaran matematika ya?", tanya gue penuh harap. "Ya, nggak lah tolol itu untuk besok waktu studi kasus di mojokerto?", sial dari tadi gue dikatain bego, tolol sama itu mata empat. "Ya jadi besok waktu kita di Mojokerto kita demo ya di hadapan patung-patung jadul itu???". "Terserah ape loe kata", katanya yang kelihatan udah mau muntah di wajah gue.

Setelah gue tinggalkan itu si megaphone, gue langsung pacaran sama PR matematika gue yang belom selesai-selesai nulis soalnya. Baru aja nulis satu soal nggak tahunya ketambahan soal lagi, "Ok, I know semua ini bisa bikin otak gue meledak!!!", serasa mau gue jeduk-jedukin nie kepala ke meja. Pada saat itu untungnya jam sejarah lagi kosong, tapi kelihatanya waktu berjalan dengan cepat sekali dan kepengen lihat gue dibantai sama matematika. Ternyata benar si Giant Killer matematika udah datang, dan waktu itu yang menjadi korban temen gue yang badannya besar-besar. "Alhamdulillah, badan gue kurus kering kaya aming jadinya gue aman", ucap gue sambil elus-elus dada. Nggak gue sangka soal yang harus dikerjakan itu sulit banget, apa lagi nggak boleh bawa buku kalau gue yang maju pasti gue udah pingsan duluan. Seperti biasa suasana kelas tegang banget, sampai-sampai temen gue berharap semoga ada dewa penyelamat yang membuat pembantaian ini berakhir. Ternyata doa itu terkabulkan, itu guru akhirnya pulang karena anaknya yang masih TK nangis terus minta pulang. Serentak semua orang bego di kelas gue ramai banget, sampai-sampai ada yang muter lagunya Queen yang We are the Champion "Emangnya nie semua baru perang apa???", bisik gue. Dari kejadian itu semua berakhir juga neraka dunia yang menyiksa gue.

1 komentar:

erlinda mengatakan...

hmmm view blog aq yach...

Posting Komentar

Visitors

Banner